Selasa, 26 Oktober 2010

REOREINTASI MADRASAH DI INDONESIA

Posted by m.siswanto 04.20, under | No comments

Awalnya ketika perdana mentri Nizamul Mulk mendirikan Madrasah Nidhomiyah, ia dipanggil oleh sultan Bani Saljuk karena dianggap menghambur-hamburkan uang Negara. Sementara kebijakan bani saljuk adalah memperkuat armada perang untuk mempertahankan dan memperluas kekuasaan. Rupanya kebijakan pendirian Madrasah oleh Nizamul Mulk tidak disukai oleh kalangan oleh sebagian petinggi kerajaan, sehingga harus mempertanggungjawabkan kebijakanya itu pada sang raja. Ketika ditanya sultan mengapa mendirikan madrasah sedangkan Negara membutuhkan anggaran pertahanan Negara ?. Nizamul Mulk menjawab, justru dengan mendirikan Madrasah akan mencetak” tentara” yang diwaktu malam bertafakur sujud kepada Allah SWT agar keselamatan dan kejayaan Negara terjaga disaat tentara dibarak militer sedang tidur terlelap karena sehabis menikmati pesta pora.

Jawaban ini memuaskan sultan sehingga dalam sejarah pendidikan Islam dicatat Madrasah Nidhomiyah sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mampu mencetak ulama-ulama besar. Madrasah Nidhomiyalah merupakan madrsah yang pertama kali didirikan dalam dunia Islam. Imam Al Ghazali penulis Kitab Ihya Ulumuddin yang terkenal dan seoarang ahli Tasawuf besar tercatat pernah menjadi rektornya.

Fakta diatas menujukkan bahwa semangat pendirian madrasah awalnya adalah untuk mencetak ulama-ulama yang siap mengawal umat agar tetap dijalan Allah dan menjaga keselamatan Negara dari sisi spiritual. Tetapi di Indonesia madrasah didirikan oleh tokoh Islam karena mensikapi politik etis Belanda yang mendirikan sekolah-sekolah untuk kaum pribumi. Kebijakan Belanda dikhawatirkan menyebabkan generasi muda Islam Indonesia tidak mengeyam pendidikan ajaran Islam karena disekolah-sekolah Belanda tidak diajarkan. Maka Madrasah Di Indonesia mempunyai karakteristik pengajaran Agama yang menjadi tujuan utama disamping pendidikan Umum.

Akhir-akhir ini setelah ada Ujian Nasional yang dijadikan standar penilian secara Nasional, semua sekolah tingkat SMP/MTs dan SMA/MA berlomba -lomba untuk mensukseskan program ini. Sekolah/Madrasah yang dianggap berhasil apabila siswanya mampu lulus 100% , dan mengesampingkan kedaan moral/akhlak siswanya. Fenomena ini telah mewabah keberbagai sekolah termasuk madrasah. Maka barangkali perlu ada upaya mengembalikan oreintasi madrasah sesuai dengan semangat awal pendirianya, sehingga madrasah sebagai penjaga Aqidah dan mencetak “tentara” yang diwaktu malam menjaga negeri kita tercinta.


M.SISWANTO,M.Pd.I.