Kamis, 28 Januari 2010

NU MELESTARIKAN MULUDAN

Posted by m.siswanto 18.32, under | 1 comment

Oleh Muhamad Siswanto

Dalam sebuah kesempatan pulang kampung adik saya memberi kritikan pedas terhadap tradisi Muludan yang biasa dilakukan oleh kampung kami. Menurutnya Muludan adalah tindakan bid'ah yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhamad SAW, sehingga yang melakukanya adalah haram alias masuk neraka. Sejenak saya berfikir sedemikian keras adik saya berpendapat, tetapi kemudian saya maklum kerena latar belakangnya dari mulai SD sampai PT semua institusi pendidikan umum. Sedangkan saat ini ia mengikuti kelompok Islam yang berpandangan eksklusif sedangkan keluarga kami penganut Ahlussunnah Wal Jamaah Ala Nahdlatul Ulama, sehingga jalan berfikirnya sangat jauh berbeda dan sulit untuk dipertemukan.
Tradisi Muludan memang tidak pernah dilakukan oleh Rasul, tradisi ini menurut beberapa ahli Sejarah ada yang mengatakan dilakukan oleh Sultan Shaluhuddin Al Ayyubi ada juga yang berkata dilakukan oleh Sultan Abu Suud Mudzaffar Syah. Dalam tradisi ini dibacakan Al Barzanji mulai tanggal 1 sampai 12 Rabiul Awwal atau yang oleh orang Jawa dikenal bulan Mulud sehingga sering disebut Muludan. Sebenarnya bacaan Al Barzanji juga dilakukan ketika ada kelahiran anak yang dalam tradisi Jawa dikenal Puputan.
Selesai bacaan al Barzanji peserta menikmati hidangan yang dibawa oleh para jamaah secara bersama-sama. Pada tanggal 12 biasanya juga di isi mauidzah khasanah oleh kyai yang berisi tentang hikmah dirayakanya peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW. Kitab al Barzanji sendiri berisi tentang riwayat hidup Nabi Muhamad serta berbagai kejadian-kejadian yang mengiringinya.
Sebagian orang Muslim ada yang mengecam keras tindakan ini karena dianggap Bid'ah. Mereka barangkali tidak melihat bahwa tradisi ini tidak ada yang bertentangan dengan ajaran agama, bahkan sarat dengan nilai-nilai keislaman seperti kecintaan terhadap nabi, ukhuwah Islamiyah, Shodaqoh, dan menutut Ilmu. Apakah tindakan ini menyimpang dari ajaran Islam ? justru penyimpangan ajaran Islam apabila kita menghujat keyakinan orang muslim lain dengan penuh kecongkakan seakan-akan menganggap dirinya paling benar dan yang lain salah. Seakan-akan merekalah yang berhak masuk surga dan yang lain masuk neraka, padahal tidak ada jaminan apa yang dilakukanya menjadikan dirinya masuk surga. Surga dan Neraka milik Allah dan Dialah yang menentukan. Prinsip setiap orang bebas melakukan keyakinannya tanpa harus membenci atau melakukan tindakan memaksakan kehendaknya dengan berbagai cara.